Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Ujian atau Azab?

Jangan bersedih. Tuhan sedang mengujimu. Kau akan naik kelas jika kau berhasil dalam ujian ini. Akhirnya, kau rasakan sendiri akibatnya! Azab Tuhan nyata. Kini Dia tunjukkan kemarahan-Nya padamu. Ini tanda sayang atau balasan dosa? Tak satu pun kebaikan ada dalam ribuan dosaku. Sebaliknya, ribuan dosa serta dalam kebaikanku yang satu. Racun dan penawar hati tak jarang saru. Aku tak sempurna dalam menghitung nikmat-Mu. Yang kuminta tapi tak Kau beri kadang terlihat lebih dari yang Kau beri tanpa pernah kuminta. Aku tak sempurna dalam merayu-Mu. Merasa sering menjura, padahal hati lebih sering mendua. Aku tak sempurna dalam memohon ampun. Tangisku kala mengingat dosa tak lebih keras dari tawaku akibat dunia. Ini tanda sayang atau balasan dosa? Aku tak punya jawaban tepat. Yang aku punya hanya keyakinan bahwa Kau Maha Penyayang dan Maha Pemaaf.

Ditinggal Kelas Pertama

Gambar
Pagi tadi, pertama kali ke sekolah lagi setelah liburan akhir tahun ajaran. Setelah sampai depan pintu sekolah, gue kembali deg-degan. Rasanya sama kayak enam bulan lalu waktu mau memperkenalkan diri di depan anak-anak hehe. Bedanya, pagi tadi deg-degan gue lebih ke nggak sabar ngeliat kembali ekspresi menggemaskan para bocah, terutama anak kelas B yang selalu semangat nyambut kedatangan gue di depan pintu. Iya, sepanjang semester lalu mereka emang sering dateng lebih pagi dari gue. Jelang masuk pintu sekolah, gue udah siap denger suara tinggi Malvino, "Kak Patiyaaah!" sambil lari ke arahku. Teriakannya seolah jadi komando bagi anak-anak lain untuk ikut lari menghampiri gue. Di kepala gue udah kebayang sosok Al ngibrit buru-buru rapiin mainan, sebelum ikutan nyerbu ke arah gue. Antrean yang tadinya rapi, mendadak kisruh karena Al ngedorong teman-temannya dari belakang. Kalau liat hal itu, sebelum gue sempat buka mulut, Deswita bakal udah lebih dulu ngomel, "

Saat Kau Bilang Tuhan Penipu

Jika kau menghilang, berarti kau sedang riang. Aku turut senang meski sesekali malamku seolah memanjang. Dicari hanya saat otakmu cenut, aku tak merengut. Dihubungi hanya saat isakmu pecah, aku tak masalah. Ditemui hanya saat wajahmu lusuh, aku tak mengeluh. Kata 'hanya' sungguh tak menjadi beban. Masalahmu yang kukhawatirkan. Caramu menyikapi masalah yang jadi persoalan. Kau mulai mengutuk Tuhan. Seketika aku merasa gagal menjadi teman. Sahabat, perlu kah kita bertukar tempat? Siapkah kau menampung curhat? Haruskah aku ikut mengeluhkan sisiku yang cacat? Biar kau tahu bahwa hidupmu tak sebegitunya sekarat. Bahagia tak berarti segalanya sempurna. Bahagia soal bagaimana kau melihat hikmah. Bersyukur tak hanya saat hidupmu sesuai rencana. Bersyukurlah dengan melihat ke bawah. Temui Tuhan-mu sebelum aku. Agar kau tahu siapa yang sesungguhnya penipu.